SURABAYA - Himpunan Mahasiswa Departemen Teknik Sistem dan Industri (HMTI) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali memanggil seluruh mahasiswa S1 di kawasan Asia lewat kompetisi internasional Industrial Challenge (INCHALL) 2022. Kali ini, INCHALL digelar secara daring hingga Minggu (17/7/2022) dengan menyuguhkan tema Optimizing Logistic Performance using Digital Collaborative Strategies.
Ketua Panitia INCHALL 2022, Abhinaya Fathoni Faturrahman mengungkapkan bahwa tema tersebut diusung sebagai langkah untuk memaksimalkan potensi perusahaan dalam memenuhi kebutuhan pasar. Di samping itu, kombinasi antara logistik dan digitalisasi memang tengah dibutuhkan saat ini. “Terlebih lagi, digital collaboration banyak menjadi perbincangan akhir-akhir ini dan dinilai dapat mengoptimasi performa logistik, ” papar Abhi, sapaannya.
Peserta INCHALL 2022 nantinya harus memperebutkan lima kursi yang akan melaju ke babak final. Untuk mendapatkan posisi tersebut, para peserta harus melewati tahap penyisihan dan semifinal. Pada tahap penyisihan yang diadakan selama lima hari sejak Senin (4/7) lalu, peserta telah diminta menyelesaikan 100 soal pilihan ganda dengan tingkat kesulitan berbeda, yaitu easy, medium, dan hard.
Selanjutnya, 15 tim terbaik dipilih untuk menghadapi babak semifinal yang dikemas secara unik dalam tiga sesi, yakni Speed Run, Lab Venture, dan Road to Surabaya. Serangkaian acara semifinal ini, timpal Abhi, dihelat selama dua hari mulai Jumat (15/7). Di sesi Speed Run peserta harus menyelesaikan 100 butir soal pilihan ganda dengan rentang waktu yang singkat, yaitu 50 menit.
Lebih detail, Abhi menambahkan bahwa ada penambahan poin bagi tim dengan waktu penyelesaian tercepat. “Lima tim pertama, kedua, dan ketiga dengan waktu pengumpulan tercepat berturut-turut akan mendapatkan poin tambahan sebesar 20, 10, dan 5, ” tegas mahasiswa Teknik Sistem dan Industri angkatan 2020 tersebut.
Salah satu tim yang berhasil lolos semifinal tengah mengerjakan soal di sesi Speed Run
Sedangkan di sesi Lab Venture, peserta akan disajikan beberapa permasalahan dengan fokus berbeda dari lima laboratorium di Departemen Teknik Sistem dan Industri ITS. Kelima laboratorium tersebut diantaranya adalah Laboratorium Perancangan Sistem dan Manajemen Industri, Laboratorium Pemodelan Quantitatif dan Analisa Kebijakan Industri, Laboratorium Sistem Manufaktur, Laboratorium Ergonomi dan Perancangan Sistem Kerja, serta Laboratorium Logistik dan Manajemen Rantai Pasok.
Terakhir, di sesi Road to Surabaya peserta diminta berperan sebagai kurir jasa ekspedisi dan bertugas mengirimkan paket ke setiap kota dengan tujuan akhir Surabaya. Untuk sampai ke titik akhir, sambungnya, peserta terlebih dulu harus menyelesaikan persoalan dengan menerapkan disiplin ilmu Teknik Industri.
Soal akan diberikan dalam bentuk esai dan dikerjakan menggunakan aplikasi Microsoft Excel. “Setelah itu, barulah peserta dapat memenuhi demand pada setiap kota sesuai dengan permasalahan yang diberikan, ” terangnya.
Pada babak final tahun ini, HMTI ITS turut menggandeng Anteraja sebagai kolaboratornya. Di tahapan final yang digelar Ahad (17/7) mendatang, lima tim harus menjawab studi kasus yang diberikan oleh pihak Anteraja. Setelah itu, mereka harus memecahkan masalah dan menyajikan jawabannya lewat presentasi singkat. “Saat sesi presentasi akan ada juri yang berasal dari tim dosen Teknik Industri ITS dan Anteraja, ” aku Abhi.
Ketua Panitia INCHALL 2022, Abhinaya Fathoni Faturrahman memberikan sambutan kepada seluruh semifinalis INCHALL 2022
Laki-laki kelahiran Surabaya, 14 Agustus 2002 tersebut melanjutkan bahwa kriteria yang dibutuhkan untuk menjadi pemenang diantaranya adalah ide pemecahan masalah serta kesesuaian jawabannya dengan ilmu Teknik Industri. “Selain itu, kriteria minor lain yang perlu diperhatikan adalah desain PowerPoint dan pembawaan mereka saat presentasi, ” jelasnya.
Abhi menilai tahun ini antusiasme peserta INCHALL 2022 semakin meningkat. Pasalnya, agenda tahunan yang menjadi andalan HMTI ini berhasil menarik peserta dari Filipina dan India. Ke depan, dirinya berharap kompetisi ini dapat menyentuh benua lain dan menjadi ajang bergengsi di kancah internasional. “Semoga INCHALL dapat terus digelar setiap tahunnya dan bisa menebar kebermanfaatan bagi para pesertanya, ” ujarnya mengakhiri. (*)
Reporter: Erchi Ad’ha Loyensya
Redaktur: Muhammad Miftah Fakhrizal