Pakar UNAIR Sebut Pasar Takjil Ramadan Dapat Tingkatkan Perekonomian Masyarakat

    Pakar UNAIR Sebut Pasar Takjil Ramadan Dapat Tingkatkan Perekonomian Masyarakat
    Pakar Ilmu Ekonomi Universitas Airlangga, Gigih Prihantono SE MSE. (Sumber: Website FEB UNAIR)

    SURABAYA, - Pada bulan Ramadan tahun ini, sejumlah aktivitas masyarakat dari berbagai sektor tampak membaik. Salah satunya yaitu sektor ekonomi. Hal itu tidak terlepas dari pelonggaran aktivitas masyarakat yang telah diberikan pemerintah dibandingkan tahun-tahun sebelumnya di masa pandemi Covid-19. Menyambut positif hal tersebut, kini masyarakat dari berbagai daerah di Indonesia ramai menggelar pasar takjil Ramadan.

    Mengenai hal itu, pakar ilmu ekonomi UNAIR, Gigih Prihantono SE MSE, Senin (25/4/2022) mengungkapkan bahwa adanya pasar takjil dinilai dapat meningkatkan perekonomian bagi masyarakat perekonomian kecil. 

    “Kalau kita lihat kan ini bukan fenomena sekali dua kali tapi sudah lama. Tentu saja adanya pasar takjil secara kasat mata pasti akan berdampak pada masyarakat perekonomian kecil meskipun juga ada manfaatnya bagi pengusaha-pengusaha besar yang ada di mall atau restoran, ” ujarnya.

    Gigih menambahkan bahwa sektor yang sangat berdampak pada peningkatan ekonomi yaitu sektor perdagangan makanan dan minuman.

    “Memang di bulan Ramadan tingkat konsumsi masyarakat meningkat ketika menjelang waktu berbuka dan waktu sahur, apalagi sekarang sahur on the road itu tidak diperbolehkan. Jadi kebanyakan mereka akan membeli ketika waktu berbuka dimana disitu banyak pedagang yang menjual makanan ketika mendekati waktu berbuka, ” imbuhnya. 

    Untuk mendukung peningkatan perekonomian masyarakat, peran pemerintah juga sangat diperlukan. Gigih menyatakan bahwa pemerintah harus dapat menjaga kestabilan harga pangan dengan menjaga kelancaran arus logistik. Sehingga kelangkaan bahan pangan seperti minyak goreng dan gula dapat diatasi. 

    “Tentu saja logistik harus benar-benar diperhatikan misalnya pemerintah bersama produsen besar berkomitmen untuk menjaga pasokan bahan pangan di pasar agar tidak langka atau mungkin memperbaiki infrastruktur fisik supaya arus lalu lintas barang menjadi lebih lancar. Jadi banyak alternatifnya, ” tuturnya. 

    Meski begitu Gigih menyampaikan bahwa adanya pasar takjil tidak dapat menjadi strategi dalam pemulihan ekonomi nasional. “Pasar takjil hanya temporer jadi tidak terlalu, ya mungkin berdampak tapi sifatnya temporer saja bukan sesuatu yang kontinyu untuk pemulihan ekonomi nasional, ” jelasnya. 

    Pada akhir, Gigih berpesan agar masyarakat dapat mengikuti pelatihan dan pendampingan untuk meningkatkan kualitas maupun pemasaran produk sehingga perekonomian masyarakat kecil tetap tumbuh meskipun bulan Ramadan telah selesai. (Hms/Jon)

    SURABAYA
    Achmad Sarjono

    Achmad Sarjono

    Artikel Sebelumnya

    Memaknai Kehidupan Melalui Nuzulul Qur’an 

    Artikel Berikutnya

    Kurangi Limbah B3, Mahasiswa ITS Gagas Baterai...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Hidayat Kampai: Nepo Baby, Privilege yang Jadi Tumpuan Kebijakan Publik?
    Pemerintah Indonesia Berhasil Menaikkan Pajak dan Menurunkan Subsidi, Menteri Keuangan Terbaiknya di Mana?
    Bimbingan Teknis Penyuluhan dan Pemberdayaan Petani di Lampung, Tingkatkan Pemahaman Digital dan Pendanaan Usaha
    Hidayat Kampai: Generasi Stroberi? Bukan, Kami Ini Generasi Guava yang Tangguh!
    Hendri Kampai: Puluhan Tahun Mengabdi, Apa yang Kalian Harapkan, Guru Honorer?

    Ikuti Kami