KOTA MALANG - Pengembangan softskill melalui prestasi non akademik sudah menjadi bagian dalam kehidupan mahasiswa di Universitas Brawijaya (UB), kemampuan mahasiswa tersebut diasah melalui berbagai macam Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang menjadi minat dan bakat individu.
Hingga saat ini, kegiatan Pekan Seni Mahasiswa Nasional (Peksiminas) dan Pekan Seni Mahasiswa Daerah (Peksimida) menjadi salah satu ajang kompetisi yang menarik minat Perguruan Tinggi khususnya di bidang kemahasiswaan.
Kedua kegiatan ini diselenggarakan oleh Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Kemendibudristek dengan menunjuk salah satu pengurus Badan Pembina Seni Mahasiswa Indonesia (BPSMI). BPSMI merupakan organisasi pembinaan dan pengembangan kesenian di jenjang pendidikan tinggi yang berwenang serta bertanggung jawab membina, mengelola, mengembangkan, mengkoordinasikan seluruh pelaksanaan kegiatan kesenian mahasiswa di Indonesia.
Wakil Rektor III Prof. Abdul Hakim, Msi selaku ketua BPSMI Jawa Timur menggelar pertemuan bersama anggota pengurus BPSMI lintas perguruan tinggi di Jawa Timur, Jumat (11/3/2021). Dihadiri 20 anggota perguruan tinggi se-Jatim, acara tersebut membahas mengenai persiapan dalam menyambut PEKSIMINAS dan PEKSIMIDA tahun ini.
Diskusi pertemuan ini meliputi beberapa agenda utama yaitu, pengelolaan anggaran yang didapat dari mahasiswa aktif di setiap perguruan tinggi, biaya pendaftaran perorangan dan grup peserta tari kegiatan PEKSIMIDA, serta perencanaan jadwal PEKSIMIDA serta PEKSIMINAS. Rencana awal yang diusulkan kegiatan PEKSIMIDA dilakukan pada awal Juli dan bertempat di Malang - Surabaya.
Sedangkan untuk kompetisi PEKSIMNAS akan dijadwalkan pada bulan Oktober. Untuk tangkai lomba PEKSIMIDA telah disusun sebanyak 15 jenis perlombaan (seni tari, pop tunggal putra/putri, keroncong tunggal putra/putri, seriosa tunggal putra/putri, dangdut putra/putri, baca puisi, monolog, seni lukis, desain poster, fotografi, penulisan cerpen, lakon, dan puisi, komik strip serta vokal grup), ditambah beberapa usulan tambahan yaitu tangkai lomba seni teater, menyanyi campursari, stand up comedy dan macapat.
Gagasan persiapan kepanitian juga turut dibahas dalam diskusi tersebut. Selain pembahasan operasional kegiatan dan anggaran yang di tanggung pihak penyelenggara, UB juga mengusulkan bahwa 80 persen biaya pendaftaran diserahkan kepada penyelenggara perguruan tinggi.
PT penyelenggara juga bisa memberikan rekomendasi pilihan untuk tim juri lomba yang akan ditunjuk. Prof Hakim juga sempat mengutarakan gagasan baru mengenai pembuatan website bagi BPSMI.
Website BPSMI ini nantinya menjadi sebuah fasilitator kepada anggota perguruan tinggi dalam menciptakan materi konten yang terkait dengan kegiatan kesenian perguruan tinggi di Jawa Timur.
Harapannya, pembentukan website BPSMI memiliki peran besar dalam membangun kemajuan bidang kemahasiswaan melalui kualitas dan kemampuan kampus dalam menumbuhkan apresiasi terhadap keberagaman bidang seni tradisional dan modern. (Hms/Jon)